Spider-Man: One More Day

15 Desember 2021, setelah Spider-Man: No Way Home keluar di bioskop dan di tengah hebohnya ketertarikan dengan komentar positif dari penggemar dan pengamat film, tentu ada saja warga yang anggep filmnya jelek dan gak sesuai sama keinginan mereka.

Ya, seperti yang dibilang Peter Parker, “I can’t save everyone.”

Saya liat beberapa orang berkomentar negatif, seperti Frimawan dan Apri yang bilang Film Spider-Man: No Way Home adalah Film Spider-Man paling tolol. Patra Gumala yang bilang kalo yang bagus dari Spider-Man: No Way Home hanyalah marketingnya saja.

Bagi saya ya sah-sah aja, bebas-bebas aja menyukai atau tidak. Pengalaman orang beda-beda.

Yang masalah kalau ada orang yang tololin orang yang menyukai filmnya. Menganggap orang yang suka, gak ngerti Marvel dan gak punya selera bagus.

Hehe, keliatan sekali sikap indie melawan arus dan gak punya temen.

Kalo kamu gak suka sama Film Spider-Man versi Tom Holland, sukanya versi Tobey Maguire atau Andrew Garfield, yaudah, stay di universe itu.

It’s different universe, different story. Gak ada yang maksa kamu untuk menyukai universe ini.

MCU dibangun dengan universe-nya sendiri, kalo kamu gak suka story Peter Parker Earth-199999, ya jangan paksakan. Balik ke Earth-616 atau Earth-yang kamu suka.


Benang merah Spider-Man: No Way Home, mirip dengan komik Spider-Man: One More Day.

Plot-nya kurang lebih sama, yaitu Peter Parker kebuka identitasnya, dan gara-gara itu orang-orang terdekatnya jadi korban. Peter Parker cari jalan keluar dengan cari petunjuk ke Doctor Strange dan Mephisto. Jalan keluar satu-satunya ya semua orang lupa siapa Spider-Man. Selengkapnya bisa dibaca di sini.

Tentu saja ini adalah salah satu komik paling banyak dibenci fans. Karena fans mempertanyakan keputusan Peter Parker membuat orang lupa akan dirinya dengan alasan sepele. Dan fans kesal karena gara-gara itu kisah cinta Peter Parker dan MJ jadi hilang gitu aja.

Di film dan komik, kita dapat simpulkan kalo ini adalah cara Marvel untuk ngeluarin Peter Parker dari zona nyamannya. Kembalikan Spider-Man ke core-nya yaitu penyesalan, pengorbanan dan trauma.

Kini ia menjadi solo fighter hero yang lebih kuat, tanpa berada di bayang-bayang siapapun seperti teknologi Stark dll.


Tapi kembali lagi, tidak masalah jika ada fans yang tidak menyukai ceritanya. Asal jangan menganggap bodoh orang yang suka.

Merasa diri paling ngerti Marvel, pecinta Spider-Man dari kecil, tapi gak mau enjoy dengan konsep multiverse di atas.

Menurut saya, saat ini gak ada yang lebih mengerti Marvel dibandingkan dengan Kevin Feige.

Jadi kalo kamu gak suka Spider-Man versi MCU, ya stay di Spider-Man universe yang kamu suka.

Sip.

Leave a comment